PERANG GENERASI KEEMPAT (4GW), Mengubah Paradigma Perang
LELAKIMATANG | Pergeseran generasi terjadi sepanjang waktu
seiring dengan perubahan lingkungan dan teknologi, yang membuat
praktik-praktik yang diikuti sebelumnya nampak ketinggalan zaman.
Perubahan generasi perang terjadi melalui usaha yang dilakukan oleh para
pelaku untuk memecahkan problem spesifik terkait dengan pertempuran
mereka melawan musuh yang jauh lebih kuat.
Perang
Generasi Keempat (4GW) bukanlah hal baru, namun merupakan sebuah
aplikasi kreatif dan adaptif dari bentuk sebelumnya, dimana dimensi
moral lebih penting daripada teknologi. Perang generasi keempat
menggambarkan transisi dimana kekuatan tradisional didefinisikan ulang:
fokus kini berpindah dari teknologi tinggi menuju ide. Konflik bergeser
dari strategi atrisi menghancurkan target militer dengan menggunakan
daya tembak pasukan reguler menuju pengacauan pusat sosial ekonomi dan
kultur politik dengan serangan kejutan, subversi, organisasi bayangan,
dll.
Jantung dari fenomena terjadinya
Perang Generasi Keempat adalah karena terjadinya krisis legitimasi
negara. Di seluruh dunia, warga negara mentransfer loyalitas utamanya
dari negara untuk hal-hal lain: agama, suku, kelompok etnis, geng,
ideologi dan sebagainya. Banyak orang yang tidak lagi berjuang untuk
negaranya namun akan berjuang untuk loyalitas primer baru mereka.
Ciri
menonjol perang dalam generasi ini adalah melibatkan dua aktor atau
lebih dengan kekuatan yang tidak seimbang dan mencakup spektrum perang
yang luas. Perang dalam generasi ini bersifat transnasional, tidak
mengenal medan perang yang pasti, tidak membedakan sipil dan militer,
tidak mengenal masa perang dan damai, serta tidak mengenal garis depan.
Aktor Generasi Keempat pada umumnya memiliki tujuan regional yang jauh
lebih luas dan bahkan visi global. Mereka berusaha menerapkan sistem
sosial yang sama sekali baru berdasarkan ideologi atau agama mereka.
Perang
Generasi Keempat antara lain ditandai dengan menurunnya harmoni dalam
masyarakat; menurunnya loyalitas kenegaraan dan meningkatnya loyalitas
alternatif, terutama budaya; hilangnya monopoli negara atas perang;
munculnya entitas non-negara yang mampu menguasai loyalitas utama
masyarakat; peran dominan dari propaganda dan tekanan psikologis adalah
untuk mengubah pikiran para pembuat kebijakan politik.
Perang
Generasi Keempat berakar dari aturan fundamental yang menyatakan bahwa
kemauan politik yang lebih superior, bila digunakan dengan benar, dapat
mengalahkan kekuatan ekonomi dan militer yang lebih besar. Perang
Generasi Keempat tidak berusaha untuk menang dengan mengalahkan pasukan
militer musuh. Sebaliknya, mereka secara langsung menyerang kemauan
politik musuh dengan menggabungkan antara taktik gerilya atau
pembangkangan sipil dengan jaringan ikatan sosial, budaya dan ekonomi,
kampanye disinformasi dan aktivitas politik yang inovatif.
Perang
Generasi Keempat mencakup spektrum aktivitas manusia yaitu politik,
ekonomi, sosial dan militer. Secara politis, Perang Generasi Keempat
melibatkan organisasi dan jaringan transnasional, nasional dan
sub-nasional untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran.
Secara
strategis, Perang Generasi Keempat berfokus pada mematahkan kehendak
pembuat keputusan. Mereka menggunakan jalur yang berbeda untuk
menyampaikan pesan yang berbeda kepada sasaran yang berbeda. Pesan ini
digunakan demi tiga tujuan: untuk mematahkan semangat musuh;
mempertahankan kehendak rakyat mereka sendiri; dan memastikan pihak yang
netral tetap netral atau memberikan dukungan diam-diam atas alasan yang
mereka gunakan. Secara operasional, mereka menyampaikan pesan tersebut
dalam berbagai cara mulai dari serangan militer secara langsung yang
berdampak tinggi hingga serangan ekonomi tidak langsung yang dirancang
untuk menaikkan harga minyak.
Secara
taktis, pasukan Perang Generasi Keempat menghindari konfrontasi langsung
jika memungkinkan. Mereka menggunakan bahan-bahan yang ada dalam
masyarakat yang diserang. Perang Generasi Keempat juga merupakan perang
yang panjang yang berlangsung dalam hitungan dekade.
Singkatnya,
Perang Generasi Keempat bersifat politis, jaringan terbentuk secara
sosial, dan membutuhkan durasi yang berlarut-larut. Ia adalah antithesis
dari teknologi tinggi dan perang singkat yang selama ini disiapkan oleh
Pentagon.
Perang generasi keempat
menggunakan seluruh jaringan yang tersedia—politik, ekonomi, sosial, dan
militer—untuk meyakinkan para pengambil keputusan politik musuh bahwa
tujuan strategis mereka tidak bisa diraih atau terlalu mahal jika
dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan. Satu-satunya media yang
bisa mengubah pikiran seseorang adalah informasi. Karenanya, informasi
adalah elemen kunci dalam setiap strategi Perang Generasi Keempat.
Pada
generasi sebelumnya, media lebih berfungsi untuk melaporkan peristiwa
yang terjadi, bukan untuk membentuk arah perang. Dalam Perang Generasi
Keempat, media digunakan untuk melemahkan kehendak lawan. Targetnya
adalah para pengambil keputusan musuh atau masyarakat musuh. Selain itu,
audiens global juga dijadikan target untuk membentuk cara pandang
dunia. Karena itu, manajemen media sama pentingnya dengan taktik lain
dalam Perang Generasi Keempat. Perang jenis ini adalah konflik berbasis
informasi. Karena tujuannya adalah untuk menargetkan pikiran musuh,
informasi menjadi hal yang sangat penting. [LM]
Tidak ada komentar